Tour Paris-Amsterdam

16 06 2009

Eropa adalah benua yang terjauh yang pernah saya kunjungi. Kesempatan ini adalah momen berharga yang luar biasa yang saya raih selama menjalani bisnis. Alasan pertama: adalah jarak yang sangat jauh dari Indonesia, lebih dari 100 ribu km dari Indonesia, kedua:sebuah penghargaan untuk Rindang Jaya Sentosa sebagai dealer Esia terbaik di Garut, ketiga:berangkat saat saya diuji oleh Alloh SWT.
Tidak pernah terbayang sebelumnya kalau dealer kami terpilih sebagai salah satu perusahaan yang diberikan penghargaan untuk tour ke Eropa. Perjalanan ini benar-benar memberikan wawasan yang sangat berarti dalam hidup saya. Kami berangkat dari Soekarno-Hatta Airport, Jakarta dengan perusahaan Royal Dutch airline, KLM. Kemudian transit di Subang, Bandara Internasional Malaysia kemudian melanjutkan penerbangan menuju Schipol airport, Amsterdam. Kami transit hanya satu jam di Schipol sehingga harus gerak cepat biar tidak ketinggalan pesawat. Antrian di pintu pemeriksaan dokumen-dokumen untuk masuk Eropa memang ketat dan orang-orang terlihat antri dengan rapi. Seteah perjalanan sekitar 3 jam,  akhirnya kami sampai di Charles de Gaule Airport, Paris.
Tour ini berlangsung sejak 3 Juni sampai dengan 11 Juni 2009, bersama perwakilan dealer terbaik se Indonesia. Saya benar-benar mengagumi kota Paris yang luar biasa indahnya. Mungkin hanya bisa dibayangkan, seakan kita masuk ke sebuah arena khusus yang dibuat untuk pembuatan film. Semua direkayasa di komputer, semua teknologi efek grafis ditampilkan, sehingga indah dipandang mata. Tapi kota Paris adalah keindahan sejati, dengan menampilkan keindahan bangunan-bangunan tua yang melambangkan peradaban masa lalu yang sangat tinggi. Kota Paris juga menggambarkan sosok orang-orang yang sangat piawai merancang bangun, orang-orang arsitek yangsangat luar biasa. Mereka memiliki pikiran yang sangat maju sehingga bisa merancang kota seindah Paris.
Menyaksikan keindahan dan kemegahan art de triump, gerbang kemenangan Napoleon bona Parte adalah sebuah ” dreams come true”.
(bersambung…)
sambung lagi ah…mumpung ada waktu sebelum ke Bandung nunggu pak Ismail ke acara talkshow di Kadin…

Gerbang Kemenangan

Gerbang Kemenangan

Pokoknya Paris adalah kota ter indah yang pernah saya kunjungi. Hebatnya lagi kami mendapatkan travel yang menurut saya, juga luar biasa, Pan Convince (maaf kalau salah…nta di edit lg). Sesampainya di Charles de Gaule airport kami sudah disediakan bis menuju hotel. Saya sudah mulai capek dan ngantuk karena tidak bisa tidur pulas selama di pesawat.
Seorang teman yang satu bis dengan saya tiba-tiba bertanya,”Pak, kita langsung ke hotel ya? udah ngantuk nih. Teman saya ini langsung dapat tanggapan,”Kita tidak akan ke hotel,kita hanya akan ketemu hotel untuk tidur,”. Dalam hati saya bersyukur karena saya juga tidak ingin menghabiskan waktu di hotel untuk tidur karena entah kapan lagi menginjakkan kaki di tanah Napoleon Bonaparte ini.
Bis melaju dengan kecepatan sedang, sekitar 60 km/jam, saya semakin penasaran seperti apakah keindahan kota Paris yang diceritakan banyak orang itu. Sekitar 30 menit perjalanan, aku jadi ragu dengan omongan banyak orang tentang keajaiban kota Paris, “Apakah ini kota yang disebut indah?,” soalnya kota nya tidak melambangkan kemegahan dan perbedaan yang mencolok dengan kota-kota besar yang pernah aku kunjungi. Bangunan tinggi, bersih dan jalanan yang lebar dan lalulintas yang tertib, tidak ada perkampungan kumuh adalah ciri negara maju. Tapi kalau Paris juga tidak jauh dari suasana seperti itu…..yah jauh-jauh ke Paris..(bersambung)
lumayan…ada waktu untuk menulis…lanjut kang..
Aku mulai putus asa, kota Paris ternyata tidak seindah yang aku bayangkan. Ah, tidur aja dulu ah..aku makin tidak tahan melawan rasa mengantuk yang makin membuat mata ini panas.

Bayangkan saja, gimana ngak ngantuk, saya berangkat dari Garut jam 06.00, mampir dulu ke Ujung Berung, rumah om Yos. Terus menuju kantor Esia di jalan Dago. Saya diantar sama mang Juli yang nyetir, saya juga ditemani istri tercinta, neng Rikrik anak pertama kami dan si bungsu, Abdul Malik Putra Nurriko. Sampai di kantor Esia Dago jam 09.30, tapi berangkatnya jasdi ngaret karena ada teman dari Cirebon yang telat datang. Kami berangkat dari kantor Esia Dago sekitar jam 11.30. Menuju Jakarta, hotel Sheraton untuk berkumpul dan meeting sebelum keberangkatan, kami sampai sekitar pukul 13.30.

Jam 15.00 kami berangkat ke bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng dengan dibagi ke dalam tiga kelompok, Esia, Wimode dan SLI 009. Sesampainya di bandara, kami menyelesaikan berbagai dokumen untuk keberangkatan. Mulai dari imigrasi, boarding pass dan lain sebagainya.
“Semua siap-siap, sebentar lagi saya akan turunkan anda di sebuah tempat paling bersejarah di kota Paris. Monumen ini dinamakan arc de triump, atau disebut dengan gerbang kemenangan,” sebuah perintah persiapan dari Jay, tour leader kami. Aku mulai besiap-siap. Begitu bis membelok, kami masuk sebuah jalan utama yang cukup lebar, dari kejauhan kelihatan gerbang bewarna kekuning-kuningan.”Benda apa ini?” batinku mulai bertanya. Makin lama semakin besar kelihatan gerbang ini. Gila, batin ku makin bergemuruh, semakin dekat, semakin terlihat kemegahannya yang luar biasa…gagah, jantan, perkasa, indah, aduhai dan seksi…semua ada pada gedung ini.
Ornamen, pahatan-pahatan patung di sekeliling gerbang kemenangan ini luar biasa dahsyatnya. Sesosok patung manusia bersayak garuda terlihat mengepakkan sayapnya. Beberapa orang bertubuh kekar menjaganya dengan setiap, dan tangan mereka terlihat menjunjung tinggi sang manusia setengah malaikat itu. Hal ini adalah sebuah bentuk penghargaan yang sangat tinggi yang diberikan rakyat Prancis kepada pemimpin tertinggi mereka, setelah memenangkan peperangan. Laki-laki yang dilambangkan dengan manusia bersayap garuda itu adalah Napoleon Bonaparte. Seorang Jendral besar yang telah berjasa mengangkat harkat martabat rakyat Prancis.
Kami berhamburan keluar bis…aku bingung setengah mati, harus memotret yang mana dulu. Semua sudah berubah. “Ini baru Paris,” decak ku kagum bukan kepalang. Kami sesama teman bergantian mengabadikan momen-momen indah ini. Aku pun mencari kesempatan untuk berfoto dengan vice president Bakrie Telecom, Erick Mejer. Kemudian aku lanjutkan mencepret gedung-gedung indah di sekelilingnya. Jepretan terkhirku, berbunyi aneh…gila ada apa dengan kamera ku? Sial, batray kamera ku ng drop…edan..gile..aku kesal detengah mati.
Sebenarnya akau tahu saat turun pesawat kalau bateray kamera ku tinggal sepertiga nya. Tapi aku pikir masih banyak waktu ntar malam bisa di charge untuk dipakai esok paginya. Tapi karena kami langsung keliling Paris, habis lah semua nya. Ah…untung aku masih punya hp kamera, yah setidaknya tidak kosong sekali kenangan indah ini. Aku pun masih punya teman-teman yang berbaik hati menjepretkan kamera nya untuk ku. “Ntar kirim-kirim fotonya ya, bos, yah buat di facebook kan lumayan” harapku cemas.”Siap tenang aja, sekarang ayo kita foto-foto,” jawab temanku Ricky dealer Esia dari Padang. Begitu juga dengan Satriyo, kami deal untuk salaing kirim foto via facebook. Satriyo adalah dealer Esia asal Palembang……(bersambung ya….)
M Nur Riko Putra


Aksi

Information

Tinggalkan komentar