Belajar dari Anak

4 05 2012

Belajar Ketulusan dari Anak

Gambar

Belajar tidak selalu dari orang yang lebih tua umurnya dari kita. Mungkin dari anak kita sendiri, banyak hal yang bisa kita pelajari dari mereka. Lihatlah perilaku anak-anak yang sangat tulus dan pemaaf kepada teman-teman mereka, kita bisa meniru ketulusan itu. Bisa juga kita melihat perilaku pemaaf yang sering dilakukan anak-anak. Mereka kalau berantem tidak pernah, marah besar kemudian saling marahan dan tidak mau bertegur sapa selama berhari-hari. Setelah berantem, bahkan salah satu dari anak-anak itu menangis, hanya hitungan menit saja, mereka sudah bisa saling bermain dan tertawa bersama lagi. Tapi bila kita orang dewasa ribut, berantem, kemudian saling mendendam dan memutuskan persahabatan itulah yang sering terjadi. Betapa sempitnya hati kita, seharusnya kita belajar dari anak-anak kita.

Anak-anak masih sangat dekat dengan “fitrah” manusia yang dianugrahi kasih sayang, ketulusan, keberanian dan kebebebasan. Seiring bertambahnya umur, anak-anak mulai diracuni oleh lingkungannya sehingga fitrahnya mulai memudar. Apabila fitrah ini tidak dijaga dan terus dibersihkan, maka jadilah anak-anak kita seperti orang yang kehilangan kepercayaan dirinya. (Teuku Umar, 4 Mei 2012)





How to Grow U’r Bussiness

4 05 2012

Training How to Grow U’r Bussiness memberikan arti positif dan perubahan dalam perjalanan bisnis kami. Sebuah metode pembelajaran yang cukup efektif dan pola pikir yang cocok bagi saya pribadi.
Mulai dari memangun pondasi perusahaan yang kokoh, Membentuk team Marketing& sales yang kuat, mendesain system&technology, human capital dan regenerasi pada Manager.
Pada tahap pondasi saja, saya pribadi merasakan banyak sekali kekurangan dan kelemahan selama ini. Kelemahan itu dibiarkan dan tidak pernah tahu bagaimana cara memperbaikinya. Saat ini kami terus melakukan perbaikan pondasi demi peningkatan dan tumbuhnya perusahaan yang kami jalankan.





Otak UKM

2 08 2009

Garut, 3 Agustus 2009
Awal Agustus merupakan hari yang sangat menarik untuk dituangkan dalam tulisan blog pribadi saya. Tepat tanggal 1 Agustus 2009, TDA Bandung kembali action, dengan melaksanakan training accounting yang diisi oleh Zahir Accounting.
Acara dimulai setengah jam molor dari jadwal sebelumnya, tapi teman-teman TDA justru datang lebih sedikit dibandingkan forum TDA Bandung pada bulan Juni. Padahal kalau dilihat dari antusias peserta di milis-milis sebelumnya, dan daftar peserta yang sudah tranfer juga diatas 30 orang. Anehnya mereka yang sudah bayar pun tidak sempat datang. Mungkin teman-teman punya kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan, sehingga melewatkan momen penting ini.
Dalam sebuah training kewirausahaan, yang diadakan dinas Koperasi di lembang Bandung sekitar tahun 2002, ada sebuah cerita menarik yang masih terngiang di telinga saya. Seorang trainer menceritakan kedatangan tamu dari Belanda yang ingin melihat perkembangan UKM di Indonesia, dan tentu saja orang Belanda ini berniat untuk menanamkan investasi nya di Nusantara ini.
Setelah keliling seharian, mengunjungi UKM yang ada di beberapa daerah kemudian mereka melakukan diskusi. Tamu dari negeri kincir angin ini mengungkapkan bahwa,”UKM di Indonesia tidak ada otaknya,”. Ungkapan bule Belanda ini memang pedas, membuat dada panas dan bergemuruh. Tapi sang trainer ini diam sebentar, menarik nafas panjang. Dengan tenang ia pun menanyakan apa maksud pernyataan bule tersebut yang mengatakan UKM Indonesia tidak ada otaknya.
Apa yang keluar dari mulut calon investor dari Belanda ini? Ia mengatakan bahwa UKM di Indonesia tidak peduli dengan yang namanya laporan keuangan. Mereka tidak punya pembukuan yang jelas, nota pembelian dan penjualan diselipkan dimana-mana. Mungkin ada yang begitu belanja barang untuk dagangan, nota pembelian langsung di buang. Ada juga yang mulai menyimpan nota belanja, diselipkan di kopiah, di saku, di dinding bambu. Pokoknya mereka tidak punya file khusus untuk menyimpan semua bukti transaksi mereka. Padahal menurut orang Belanda ini, pembukuan atau laporan keuangan adalah otaknya perusahaan.
Kalau sebuah perusahaan tidak punya laporan keuangan yang jelas, sama saja perusahaan yang tidak ada otaknya. Sehingga salah satu alasan menurut mereka, yang menjadi sebab tidak majunya UKM di Indoesia adalah karena tidak punya laporan keuangan. Mereka mengambil keputusan hanya berdasarkan insting saja, tidak ada perhitungannya.
Apalagi kalau sudah berurusan dengan pihak perbankan, mereka akan kesulitan, karena tidak punya laporan keuangan. Hal ini juga yang membuat para investor enggan untuk mengucurkan dana mereka di negeri kita ini. Hal inilah yang menjadikan saya termotivasi untuk mengikuti training Zahir Accounting.
Ternyata apa yang dipaparkan oleh pak Dwi Haryono, pemateri dari Zahir memang luar biasa. Zahir menciptakan sebuah Software yang memudahkan para pelaku UKM untuk membuat laporan keuangan dari yang rumit menjadi sederhana. Asalkan kita mau meng input datanya dengan benar, maka akan ditampilkan semua kebutuhan kita. Mulai dari buku besar, neraca, laba-rugi hingga fasilitas untuk analisis usaha kita.
Saya aktif di Koperasi BMT dan pernah ikut training pembukuan, Subhanalloh, susah nya luar biasa karena saking banyaknya buku yang harus kita isi. Kalau salah menempatkan angka, sudah lah pasti bingung setengah mati. Kita harus menelusuri satu per satu dan kalau bener penempatan nya, sekian blangko isian harus kita olah sehingga bisa membuat neraca dan laporan laba-rugi.
Tapi setelah melihat software Zahir, maaf ini bukan promosi tapi hanya menyampaikan apa yang saya rasakan. Saya merasa sangat terbantu dengan adanya sofware ini, karena kami tidak punya pengetahuan tentang accounting. InsyaAlloh ke depannya kami akan pakai software ini,tapi akan belajar terlebih dahulu karena sudah dikasih software untuk latihan di rumah.
Menurut saya, untuk training software keuangan dibutuhkan waktu yang lebih panjang dan tidak terburu-buru. Dengan segala hormat kiranya, pihak Zahir accounting berkenan memberikan kesempatan pada TDA Bandung untuk training lebih dalam lagi. Mungkin TDA Bandung yang ingin beli software dikumpulkan, kemudian di training bersama-sama. Setelah latihan di rumah dengan software yang di install waktu training tanggal 1 Agustus, kemarin pasti banyak pertanyaan yang akan kami tanyakan.
Mohon maaf, karena di brosur Zahir Accounting, harga software dari 999.000 sd 1.500.000 tidak ada free training nya, maka mungkin karena ini forum TDA, plus TDB dan Ampihibi jadi tolong kami dikasih training free saja secara berkelompok. Mudah-mudahan Alloh SWT mendengarkan doa kami, Amien..





Total Action

3 07 2009

Siapa yang tak kenal dengan sosok yang satu ini, yang selalu mengenakan celana pendek kemanapun pergi. Tepat sekali, dia adalah Bob Sadino, seorang pengusaha sukses di negeri ini. Sore itu Om Bob nama akrabnya, berbagi dengan karyawan Indosat di lantai dasar podium depan KPPTI. Tentunya belajar mengenai kisah sukses beliau dalam menjalankan berbagai usaha yang ditempuhnya. Bagaimana memulai dan mengembangkan bisnisnya.

Sharing pengalaman yang sangat bermanfaat sekali terutama bagi seorang yang ingin belajar mandiri sebagai seorang entrepreneur. Om Bob selalu memberikan kesempatan bertanya kepada audien di sela-sela pemaparan tentang pengalamannya, jadi suasana sore itu sangat cair dan interaktif sekali. Ketika di tanya mengenai filosofinya tentang bercelana pendek ? beliau menjawab dengan singkat bahwa ini korban dari kuliahan yang selalu menanyakan sesuatu dengan filosofi. Saya memakai celana pendek karena ingin saja … just simple tidak ada filosofi yang mendasari bercelana pendek ini. Demikian juga dalam menjalankan bisnisnya Om bob sangat simpel, “do it” seringan melangkah kaki yang tanpa tujuan.

Om Bob menaganalogi langkahnya ini dengan sebuah mata air yang tidak pernah direncanakan ada di mana ia akan mulai mengalir kepada sungai, begitu pula dengan muara bukan merupakan tujuan akhir dari perjalanan sang air. Mana ada sungai yang lurus jalannya. Bila di lihat dari udara sungai pasti berkelok-kelok, itu ibarat hidup kita yang penuh dengan lika-likunya. Filosofi yang sederhana namun sangat dalam sekali artinya.

Ada lagi yang menarik tentang analogi makanan, bila dibiarkan tidak di makan tentukan semakin lama akan basi makanan tersebut. Informasi juga demikian bila di simpan makin lama makin basi. Kuliah itu merupakan kumpulan dari informasi yang lama alias basi. Om Bob menganalogikan perkuliahan adalah dengan menerima sampah-sampah.

Namun yang menarik Om Bob tidak berfikir bahwa sampah itu sesuatu yang negatif. Om Bob berpikir bagaimana sampah ini menjadi produktif dapat dijadikan pupuk dan bermanfaat. Belajar itu bisa di mana saja. Iqra diartikan oleh seorang Bob Sadino adalah Explore, bukan hanya membaca tulisan namun bacalah semua yang ada di lingkungan sehingga dapat menghasilkan sesuatu (discover). Iqra merupakan sebuah proses belajar terus menerus yang tanpa berhenti. Ketika seseorang stagnan berarti hakikatnya seorang itu sudah mati.

Ketika di tanya tentang kegagalan Om Bob yang rugi hampir 30 Milyar bagaimana cara menangulanginya? Kembali menarik sekali jawabannya, kegagalan adalah sebuah hadiah yang diberikan Allah kepada kita, jangan jadikan kegagalan adalah sebuah musibah, kegagalan adalah bukan akhir dari segalanya. Jadikanlah kegagalan itu sebagai sarana pembelajaran untuk kita, jadi dalam hidup jangan hindari kegagalan. Dengan begitu kita akan mengerti arti sebuah kesuksesan.

Untuk menjadi seorang entrepreneur diperlukan sebuah pra kondisi, ada tiga hal yang perlu diperhatikan bagi orang yang akan terjun ke dalam dunia bisnis. 1.Jangan pernah takut dengan apapun, takut rugi, takut ditipu, dlll 2.Jangan banyak berharap karena di belakang harapan itu pasti akan ada kekecewaan, sehingga bila tidak banyak berharap tidak akan kecewa 3.Lepasakan belengu atau mental Block.

Pra kondisi ini saja tidak cukup bagi seorang enterpreneur harus ditambahkan dengan sandaran wiraswasta , ada 5 hal yang perlu dimiliki, yaitu : 1. Kemauan atau desire 2. Tekad yang kuat atau determintation 3. Keberanian mengambi peluang 4. Tahan banting dan tidak cengeng 5. Beryukur kepada Allah. Kelima hal ini yang akan membuat pengusaha itu tangguh.

Bila dirangkum pemaparan Om Bob selama 2 jam itu bisa dijelaskan dengan dua kata saja, yaitu : 1. Total Action 2. Total Surender Yang pertama adalah yang dituntut dari kita adalah tindakan, tindakan dan tindakan mengenai hasilnya Serahkan kepada Allah yang memberikan kehidupan bagi kita. Karena Allah senantiasa memberikan kita keberkahan dalam setiap detiknya. Take Action segera

Dudi Iskandar, member dari http://mastermindja kpus.com Dudi Iskandar





Tour Paris-Amsterdam

16 06 2009

Eropa adalah benua yang terjauh yang pernah saya kunjungi. Kesempatan ini adalah momen berharga yang luar biasa yang saya raih selama menjalani bisnis. Alasan pertama: adalah jarak yang sangat jauh dari Indonesia, lebih dari 100 ribu km dari Indonesia, kedua:sebuah penghargaan untuk Rindang Jaya Sentosa sebagai dealer Esia terbaik di Garut, ketiga:berangkat saat saya diuji oleh Alloh SWT.
Tidak pernah terbayang sebelumnya kalau dealer kami terpilih sebagai salah satu perusahaan yang diberikan penghargaan untuk tour ke Eropa. Perjalanan ini benar-benar memberikan wawasan yang sangat berarti dalam hidup saya. Kami berangkat dari Soekarno-Hatta Airport, Jakarta dengan perusahaan Royal Dutch airline, KLM. Kemudian transit di Subang, Bandara Internasional Malaysia kemudian melanjutkan penerbangan menuju Schipol airport, Amsterdam. Kami transit hanya satu jam di Schipol sehingga harus gerak cepat biar tidak ketinggalan pesawat. Antrian di pintu pemeriksaan dokumen-dokumen untuk masuk Eropa memang ketat dan orang-orang terlihat antri dengan rapi. Seteah perjalanan sekitar 3 jam,  akhirnya kami sampai di Charles de Gaule Airport, Paris.
Tour ini berlangsung sejak 3 Juni sampai dengan 11 Juni 2009, bersama perwakilan dealer terbaik se Indonesia. Saya benar-benar mengagumi kota Paris yang luar biasa indahnya. Mungkin hanya bisa dibayangkan, seakan kita masuk ke sebuah arena khusus yang dibuat untuk pembuatan film. Semua direkayasa di komputer, semua teknologi efek grafis ditampilkan, sehingga indah dipandang mata. Tapi kota Paris adalah keindahan sejati, dengan menampilkan keindahan bangunan-bangunan tua yang melambangkan peradaban masa lalu yang sangat tinggi. Kota Paris juga menggambarkan sosok orang-orang yang sangat piawai merancang bangun, orang-orang arsitek yangsangat luar biasa. Mereka memiliki pikiran yang sangat maju sehingga bisa merancang kota seindah Paris.
Menyaksikan keindahan dan kemegahan art de triump, gerbang kemenangan Napoleon bona Parte adalah sebuah ” dreams come true”.
(bersambung…)
sambung lagi ah…mumpung ada waktu sebelum ke Bandung nunggu pak Ismail ke acara talkshow di Kadin…

Gerbang Kemenangan

Gerbang Kemenangan

Pokoknya Paris adalah kota ter indah yang pernah saya kunjungi. Hebatnya lagi kami mendapatkan travel yang menurut saya, juga luar biasa, Pan Convince (maaf kalau salah…nta di edit lg). Sesampainya di Charles de Gaule airport kami sudah disediakan bis menuju hotel. Saya sudah mulai capek dan ngantuk karena tidak bisa tidur pulas selama di pesawat.
Seorang teman yang satu bis dengan saya tiba-tiba bertanya,”Pak, kita langsung ke hotel ya? udah ngantuk nih. Teman saya ini langsung dapat tanggapan,”Kita tidak akan ke hotel,kita hanya akan ketemu hotel untuk tidur,”. Dalam hati saya bersyukur karena saya juga tidak ingin menghabiskan waktu di hotel untuk tidur karena entah kapan lagi menginjakkan kaki di tanah Napoleon Bonaparte ini.
Bis melaju dengan kecepatan sedang, sekitar 60 km/jam, saya semakin penasaran seperti apakah keindahan kota Paris yang diceritakan banyak orang itu. Sekitar 30 menit perjalanan, aku jadi ragu dengan omongan banyak orang tentang keajaiban kota Paris, “Apakah ini kota yang disebut indah?,” soalnya kota nya tidak melambangkan kemegahan dan perbedaan yang mencolok dengan kota-kota besar yang pernah aku kunjungi. Bangunan tinggi, bersih dan jalanan yang lebar dan lalulintas yang tertib, tidak ada perkampungan kumuh adalah ciri negara maju. Tapi kalau Paris juga tidak jauh dari suasana seperti itu…..yah jauh-jauh ke Paris..(bersambung)
lumayan…ada waktu untuk menulis…lanjut kang..
Aku mulai putus asa, kota Paris ternyata tidak seindah yang aku bayangkan. Ah, tidur aja dulu ah..aku makin tidak tahan melawan rasa mengantuk yang makin membuat mata ini panas.

Bayangkan saja, gimana ngak ngantuk, saya berangkat dari Garut jam 06.00, mampir dulu ke Ujung Berung, rumah om Yos. Terus menuju kantor Esia di jalan Dago. Saya diantar sama mang Juli yang nyetir, saya juga ditemani istri tercinta, neng Rikrik anak pertama kami dan si bungsu, Abdul Malik Putra Nurriko. Sampai di kantor Esia Dago jam 09.30, tapi berangkatnya jasdi ngaret karena ada teman dari Cirebon yang telat datang. Kami berangkat dari kantor Esia Dago sekitar jam 11.30. Menuju Jakarta, hotel Sheraton untuk berkumpul dan meeting sebelum keberangkatan, kami sampai sekitar pukul 13.30.

Jam 15.00 kami berangkat ke bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng dengan dibagi ke dalam tiga kelompok, Esia, Wimode dan SLI 009. Sesampainya di bandara, kami menyelesaikan berbagai dokumen untuk keberangkatan. Mulai dari imigrasi, boarding pass dan lain sebagainya.
“Semua siap-siap, sebentar lagi saya akan turunkan anda di sebuah tempat paling bersejarah di kota Paris. Monumen ini dinamakan arc de triump, atau disebut dengan gerbang kemenangan,” sebuah perintah persiapan dari Jay, tour leader kami. Aku mulai besiap-siap. Begitu bis membelok, kami masuk sebuah jalan utama yang cukup lebar, dari kejauhan kelihatan gerbang bewarna kekuning-kuningan.”Benda apa ini?” batinku mulai bertanya. Makin lama semakin besar kelihatan gerbang ini. Gila, batin ku makin bergemuruh, semakin dekat, semakin terlihat kemegahannya yang luar biasa…gagah, jantan, perkasa, indah, aduhai dan seksi…semua ada pada gedung ini.
Ornamen, pahatan-pahatan patung di sekeliling gerbang kemenangan ini luar biasa dahsyatnya. Sesosok patung manusia bersayak garuda terlihat mengepakkan sayapnya. Beberapa orang bertubuh kekar menjaganya dengan setiap, dan tangan mereka terlihat menjunjung tinggi sang manusia setengah malaikat itu. Hal ini adalah sebuah bentuk penghargaan yang sangat tinggi yang diberikan rakyat Prancis kepada pemimpin tertinggi mereka, setelah memenangkan peperangan. Laki-laki yang dilambangkan dengan manusia bersayap garuda itu adalah Napoleon Bonaparte. Seorang Jendral besar yang telah berjasa mengangkat harkat martabat rakyat Prancis.
Kami berhamburan keluar bis…aku bingung setengah mati, harus memotret yang mana dulu. Semua sudah berubah. “Ini baru Paris,” decak ku kagum bukan kepalang. Kami sesama teman bergantian mengabadikan momen-momen indah ini. Aku pun mencari kesempatan untuk berfoto dengan vice president Bakrie Telecom, Erick Mejer. Kemudian aku lanjutkan mencepret gedung-gedung indah di sekelilingnya. Jepretan terkhirku, berbunyi aneh…gila ada apa dengan kamera ku? Sial, batray kamera ku ng drop…edan..gile..aku kesal detengah mati.
Sebenarnya akau tahu saat turun pesawat kalau bateray kamera ku tinggal sepertiga nya. Tapi aku pikir masih banyak waktu ntar malam bisa di charge untuk dipakai esok paginya. Tapi karena kami langsung keliling Paris, habis lah semua nya. Ah…untung aku masih punya hp kamera, yah setidaknya tidak kosong sekali kenangan indah ini. Aku pun masih punya teman-teman yang berbaik hati menjepretkan kamera nya untuk ku. “Ntar kirim-kirim fotonya ya, bos, yah buat di facebook kan lumayan” harapku cemas.”Siap tenang aja, sekarang ayo kita foto-foto,” jawab temanku Ricky dealer Esia dari Padang. Begitu juga dengan Satriyo, kami deal untuk salaing kirim foto via facebook. Satriyo adalah dealer Esia asal Palembang……(bersambung ya….)
M Nur Riko Putra





GAGAL? Kenapa heran?

20 04 2009

Hari ini sungguh berarti bagi saya, Senin (20/4).Pengalaman gagal justru semakin membuat kita makin tajam dalam membuat planing. Hal ini mulai saya rasakan, setelah ikut “nebeng” di stand salah seorang teman. Teman saya menelpon, katanya ada pameran dan dia ikut sebagai peserta. Katanya minta saya ikut mengisi stand dan ngak usah bayar.Akhirnya setelah dipikir pikir boleh juga, kami ingin jual makanan basah seperti lemper, pastel dan risoles.Toh modalnya juga ngak terlalu besar walaupun kami tidak ahli dalam bisnis ini. Tapi kami punya saudara yang bisa bikin berbagai makanan kecil yang rasanya lumayan enak.
Pertama hanya ingin mengisi dan meramaikan stand teman aja, sehingga kami tidak harus investasi untuk banyar tempat.Memang Alloh SWT Maha mendengar, karena niatnya hanya sebagai team penggembira, maka harus nya saya tidak boleh kecewa karena hanya sebagai team “sorak” aja.
Tapi hati kecil ini tetap saja merasa kecewa, karena sudah meluangkan waktu dan tentu saja mengeluarkan uang untuk modal beli makanan.Jualan kami banyak terbuang mubazir karena disimpan pada tempat yang “salah”.
Analisanya adalah, pertama branding standnya adalah es krim maka jauh sekali dengan produk yang kami titipkan. Memang bisnis teman kami ini memang es krim.Kedua tentu saja setiap yang datang tidak tahu bahwa di stand tersebut tersedia juga lemper yang sangat enak karena tidak ada informasi yang ditempel di stand. Ketiga, harga sewa stand murah apalagi gratis pasti membuat kita merasa tidak merasa punya resiko akhirnya “zero planning”. Keempat,melihat gunung dari kejauhan sungguh indah tak terkira, tapi kita sering lupa ketika mendaki gunung tidak akan kita lihat keindahannya tapi harus menikmati perjalanan yang terjal sebagai sebuah tantangan dan keindahan.Kelima, sukses bukan lah ketika kita berjalan diatas “red karpet” dengan balutan cahaya kamera dan sorotan media massa tapi sebuah “action” yang berhasil menaklukkan berbagai rintangan yang mencoba membelokkan arah tujuan kita.
Kejadian ini tidak sedikit pun mengecil kan atau mem buat kami menyalahkan teman yang sudah punya niat baik kepada kami. Ini adalah sebuah pelajaran berharga ikut pameran melalaui tangan teman yang kami yang bahkan sudah kami anggap sebagai guru kami.
Semoga Alloh SWT memberikan kami kelimpahan ilmu dan bermanfaat bagi semua orang…Amien

M Nur Riko Putra





Social Entrepreneurs

19 04 2009

The reasonable man adapts himself to the world;
the unreasonable one persist in trying of adapt the world to himself.
Therefore, all progress depends on the unreasonable man. (George Bernard Shaw)

Kita bergantung pada orang edan? Bagaimana mungkin? John Elkington dan Pamela Hartigan, penulis buku The Power of Unreasonable People; How Social Entrepreneurs Create Markets that Change the World, punya keyakinan seperti itu. Mereka memiliki alasan kuat di balik keyakinan tersebut. Dunia dan umat manusia kini menghadapi berbagai tantangan yang luar biasa. Dari masalah kemiskinan, perubahan iklim, lingkungan yang rusak, ataupun wabah penyakit. Kalau hanya mengandalkan cara-cara biasa dan linear, persoalan-persoalan tadi akan sulit diselesaikan. Sementara sistem yang tersedia kini banyak yang disfungsional. Dunia membutuhkan orang-orang edan untuk menjadi agen perubahan yang menggunakan model bisnis baru dan mempercepat perubahan sosial.

Social entrepreneur (SE) adalah yang dimaksud dengan orang-orang edan tadi. Istilah ini awalnya dipopulerkan oleh Klaus Schwab, pendiri Schwab Foundation for Social Entrepreneurship (SFSE) dan penggagas World Economic Forum. Dari sisi sifat dasar, para SE ini memiliki karakter yang lazimnya dimiliki entrepreneur sejati: inovatif, panjang akal (resourceful) , praktis dan sensitif dalam menangkap peluang sekaligus tahan banting (resilience) . Bedanya, dalam usahanya, para SE mencoba melayani pasar yang belum pernah digarap. Begitu pula, spektrum stakeholder utama mereka biasanya berdimensi luas. Selain memperoleh pendapatan dan keuntungan, SE malah cenderung memprioritaskan pengembalian sosial atas investasi yang dikeluarkan. Mereka punya misi untuk memperkecil dan menghilangkan kesenjangan dalam kesejahteraan, pendidikan, kesehatan, demografis, peluang bekerja, dan banyak lagi.

John Elkington dan Pamela Hartigan bisa dikatakan orang yang sangat otoritatif untuk urusan SE. Hartigan adalah Direktur Pengelola SFSE, sedangkan Elkington adalah pendiri dan mantan Chairman SustainAbility, lembaga terkemuka di bidang tanggung jawab sosial perusahaan untuk pengembangan kewirausahaan. Sejak tahun 2000-an, kedua orang ini sudah aktif mengidentifikasi, mempelajari, berjejaring dan mendukung penyuksesan upaya SE di banyak penjuru dunia.

Secara keseluruhan, buku ini menceritakan dengan semangat bagaimana sepak terjang SE terkemuka di seluruh dunia. Di setiap babnya bertebaran kasus upaya mencengangkan dari berbagai bidang di mana kesenjangan terjadi di berbagai negara. Sekadar menyebutkan beberapa, ada Grameen Group di Pakistan, Institute for Oneworld Health, perusahaan farmasi pertama di Amerika Serikat yang nonprofit. Ada pula Ashoka yang sudah mengglobal, Gram Vikas di India, First Book yang membagikan jutaan buku di AS, dan banyak lagi.
Bagian pertama, Building Innovative Enterprise, fokus pada bagaimana entrepreneur edan ini membangun perusahaan mereka, serta tantangan yang mereka hadapi saat mendirikan dan mengembangkannya. Bab 1, Creating Successful Business Models (halaman 30) membahas tiga kelompok besar model bisnis yang dijalankan SE. Pertama yang disebut Leveraged Nonprofit Ventures.

Biasanya, usaha di model bisnis ini terkait dengan barang publik seperti kesehatan, pendidikan atau perumahan. Pasar yang dilayani adalah mereka yang umumnya memiliki akses minim atau tidak punya sama sekali atas barang-barang tadi. SE di sini cenderung berperan sebagai katalis perubahan dan memberdayakan sumber dana dari pemerintah atau para donatur. Kedua, model bisnis yang disebut Hybrid Nonprofit Ventures. Dari segi bidang dan pihak yang dilayani, model ini serupa dengan yang pertama. Hanya, kemungkinan survive-nya lebih tinggi, karena tidak hanya mengandalkan dana sumbangan atau bantuan tapi juga dari keuntungan usaha.

Adapun yang ketiga, disebut Social Business Ventures yang murni dijalankan seperti bisnis yang berbasis laba. Meski demikian, misinya lebih pada sosial atau lingkungan, karena itu keuntungan yang diperoleh bukan untuk pemegang saham, melainkan dikembangkan lagi pada aspek sosial.

Apa pun model bisnis yang dijalankan, jelas para SE mencoba mengubah sistem yang sedang berjalan. Mereka mengeksplorasi, di mana dan bagaimana agar dapat memengaruhi perubahan. Ambil contoh Aravind Eye Care Center System di India yang didirikan (almarhum) Venkataswamy. Menyadari jumlah penderita katarak di India sebagian besar masyarakat miskin, mereka menawarkan operasi berbiaya murah hingga gratis. Namun tarif untuk yang lebih kaya berbeda. Dengan demikian, meskipun volume layanan besar, mutu tetap terjaga. Dari klinik dengan 7 kasur, kini Aravind melayani 2 juta pasien per tahun, atau sekitar 5% dari seluruh operasi katarak di India.

Bagian dua, Creating the Market of the Future menelusuri implikasi kerja SE untuk risiko dan peluang pasar masa depan. Ini dirinci dalam Bab 3 Identifying Market Opportunities in Ten Great Divides (halaman 85), Raising Expectation for Bonsai Consumers (halaman 117). Dalam tiga bab ini, ciri edan SE terlihat lantaran mereka begitu ambisius. Mereka orang yang can do thinker. One Laptop per Child (OLPC), yang digagas Nicholas Negroponte adalah contohnya, karena ia mau anak-anak di seluruh dunia lebih mudah punya akses informasi. Dengan upaya merancang ulang produk laptop, diharapkan pengurangan biaya secara radikal bisa terjadi. Target harganya US$ 100! Tahun 2007 Negroponte menghasilkan prototipe yang berharga US$ 170 dan ia yakin pada 2009 targetnya terwujud.

Lihat pula Wangari Maathai dari East Africa’s Green Belt Movement, Kenya, yang begitu berambisi menanam 15 juta pohon di tahap awal. Tidak ada yang menyangka penerima hadiah Nobel Perdamaian tahun 2004 ini serius kala itu. Tahun 2007, sudah 30 juta yang dia tanam, dan dia berencana untuk menanam 1 miliar pohon! Seperti juga entrepreneur sejati, para SE ini luar biasa gigih dalam memperjuangkan gagasannya. Mohammad Yunus yang kini populer pun perlu 30 tahun untuk membuktikan bahwa model bisnis yang dia tawarkan perlu diperhitungkan. Dengan kredit mikro model Grameen Bank yang 97% nasabahnya wanita, Grameen Group kini berkembang dengan Grameenphone, Grameen Shakti, dan Grameenfood.

Bagian tiga Leading Sustainable and Scalable Change, menyajikan bagaimana para SE ini menjalankan, memperluas dan mengembangkan usahanya. Ini ditunjukkan dengan detail pada Bab 5 (Democratizing Technology, halaman 137), Bab 6 (Changing the System, halaman 157) dan Bab 7 (Scaling the Solutions, halaman 179). Semuanya menjelaskan lebih gamblang bagaimana SE bertahan meskipun dengan model bisnis yang awalnya dianggap tidak masuk akal. Pada dasarnya, seperti entrepreneur lain, mereka juga butuh uang. Namun bottom line, bagi mereka bukan cuma soal laba. Mereka punya dua-tiga ukuran keberhasilan yang lain seperti penyelesaian sosial atau lingkungan.

Secara keseluruhan, apa yang digambarkan oleh Elkington dan Hartigan di buku ini dapat menjadi bahan pelajaran bagi kita di Indonesia, terutama para pemimpin dan pengambil keputusan di berbagai sektor. Kasus-kasus yang disajikan di buku ini memang begitu menggugah, provokatif, entrepreneurial, dan inspiratif. Apalagi, negara kita memang sarat dengan berbagai persoalan akut yang tak mudah dibereskan dengan cara-cara yang lazim. Hanya orang-orang edan yang berpotensi kuat menyelesaikan.

sumber : swa





EPOS

12 04 2009

Energi Positif atau disingkat EPOS sangatlah berarti dalam hidup kita. Saya terdorong untuk menambahkan betapa energi positif sangat berarti dalam hidup kita seperti yang ditulis seorang sahabat di milis TDA. Ini adalah pengalaman pribadi saya dan juga keluarga besar kami.
Saya percaya dengan energi positif (EPOS) dan hukum kekekalan energi. Terimakasih Bu Aning telah mengingatkan kita hukum kekekalan energi, “energi tidak dapat di musnahkan dan diciptakan tapi ia hanya bisa berubah bentuk” maaf kalau salah.
Lebih dari tujuh tahun kami sekeluarga menebarkan energi positif untuk mendukung perjuangan papa saya yang waktu itu bekerja di Malaysia. Lama sekali kami di tinggalkan di kampung halaman, tapi kami berusaha untuk ber positif thingking bahwa belia berjuang untuk kami. Subhanalloh, kami diberikan kenikmatan yang mungkin tidak pernah dirasakan orang lain. Pertemuan kami setelah lebih 7 tahun terpisah bagaikan menjumpai seseorang yang telah lama meninggal dunia, kemudian hidup lagi. Semua kepedihan dan kesakitan kami terobati setelah bertemu dan berkumpul kembali. Itu pulalah yang akhirnya membuat kami sangat menghargai pertemuan dengan keluarga besar kami hingga saat ini.
Energi positif yang selalu dilimpahkan mama pada kami telah menjadikan kami batu cadas yang siap menghadang godaan dari lingkungan sekitar nya. Mungkin kalau saat itu kami berpikiran negatif maka akan membawa energi negatif juga buat papa yang bejuang di negeri orang. Tapi energi positif (doa) kami telah merekatkan kembali keluarga kami yang lama terpisah jauh.
Semoga bermanfaat.
Wassalam

M Nur Riko P





Tangga Pertama

12 04 2009

Hari ini tangga pertama untuk memulai bisnis agribisnis terlewati sudah, Alhamdulillah semoga Alloh SWT memberikan kemudahan dalam menjalaninya dan usaha kami ini memberikan manfaat untuk orang banyak Amien. Produksi perdana kami berupa kripik salak dengan menggunakan facum frying Alhamdulillah cukup menggembirakan walaupun masih banya k hal yang perlu kami pelajari.
Walaupun pemain baru di bidang per keripik an, kami yakin bisa bermain di arena ini karena niatnya membuka lapangan kerja baru dan memberikan manfaat sebesar-besarnya demi kemandirian masyarakat di sekitarnya





Burning desire

28 03 2009

28 Maret 2009
Burning desire…
Setengah sepuluh pagi handphone saya berdering, dilayar handphone tertulis TDA, Agustav. Rasa tidak percaya, kok mau ya pak Agustav, seorang senior TDA yang punya jaringan Nasional bahkan Internasional menelpon saya. Sambil menyetir mobil mengantar anak ke sekolah ku angkat handphone Nokia 6100 kesayanganku dengan perasaan berdebar.”Assalamualaikum pak Agustav,” sapa ku mendahului, untuk meyakinkan bahwa yang menghubungiku adalah pak Agustav. Seorang yang memperkenalkan ku dengan bupati Garut juga Matrade Malaysia beberapa waktu lalu. Itulah pertemuan awal kami sewaktu kunjungan puan Norma, direktur Matrade Malaysia ke Garut untuk mengundang pengusaha Garut dalam perhelatan akbar MIHAS 2009. Setelah itu tidak pernah kontak lagi, tapi saya menyimpan handphone beliau di phonebook saya.
”Waalaikumsalam pak Riko,” balas pak Agustav, suara nyaring berwibawa terdengar enak di telinga. Pak Agustav mengutarakan niatnya untuk bertemu saya, dan teman-teman pengusaha Garut lainnya. Saat itu pak Agustav sudah on the way tepatnya di Cicalengka perbatasan Bandung-Garut. Saya lebih kaget lagi, secepat inilah waktu akan berubah? Saya akan bertemu dengan pak Agustav dan pengusaha Garut. Tentu saja bukan pengusaha yang baru belajar usaha seperti saya, tapi para senior yang sudah kenyang asam garam dunia usaha. Akhirnya kami janjian bertemu di rumah pak Ismail di jalan Ciledug Garut. ”SubhanAllah saya akan mereguk kenikmatan ilmu,” batinku makin bergemuruh. ”Papa, ke sekolah,” teriak anak Sulung kami, Siti Anisah dari belakang. Tanpa disadari aku telah terbang melayang, sekolah anak saya di jalan Tarogong Garut terlewat sudah. Kami berbalik arah dan saya pun menganter anak ke sekolah play group nya.
Sekitar setengah sebelas kami bertemu di kantor pak Ismail di jalan Ciledug, saya diperkenalkan juga dengan pak Tomo, adik ipar pak Agustav. Banyak hal yang kami bicarakan, tentu saja sekitar usaha dan keluarga sehingga menambah keakraban di antara kami. Sambil minum kopi hangat yang disuguhi pak Ismail, pak Agustav mengeluarkan 5 dadu. Tapi dadu nya tidak ada gambar dot yang menunjukkan angka satu sampai enam, melainkan gambar mata panah. Kami diminta untuk melempar dadu dengan syarat dadu harus menunjukkan arah panah yang sama. Pak Ismail mencoba beberapa kali tapi gagal, begitu juga saya dan seorang karyawan pak Ismail gagal total. Kemudian pak Agustav menjelaskan bahwa dalam 5 dadu itu ada makna nya di antaranya goal, fokus, ilmu, keahlian dan konsentrasi. Semua harus satu arah dan menuju satu titik goal. Orang tidak mungkin melakukan berbagai hal dalam waktu bersamaan. Kesimpulan nya harus fokus dalam usaha. Akhirnya kami melanjutkan diskusi dan sharing di rumah pak ismail karena pak Agustav butuh proyektor untuk presentasi yang lebih nyaman.”Alhamdulilah, batin ku bergejolak,” mimpi untuk mereguk sejuk nya ilmu terwujud juga.
Banyak hal yang di bentangkan pak Agustav pada kami, presentasi beliau sangat memikat dan melegakan kehausan kami akan ilmu bisnis yang beliau miliki, banyak sekali hal-hal yang belum saya miliki. Beberapa hal yang sangat berkesan bagi saya, sebagai pebisnis pemula. Beliau memberikan bahan bakar untuk berwirausaha menuju kesuksesan, yaitu burning desire. Keinginan yang sangat kuat dan menyala-nyala bagaikan api yang membakar apa saja yang menghalanginya. Tidak ada lagi modal seorang pengusaha menuju sukses jika burning desire ini sudah hilang bahkan uang pun tidak akan ada gunanya. Ia hanya menunggu maut menjemput dan mati sebagai pecundang. Sukses bukan ditentukan oleh faktor umur, culture, pendidikan dan hal lainnya tapi salah satunya yang harus dimilki adalah burning desire. Kami juga diingatkan betapa pentingnya kegigihan kita meraih pelanggan. Harus dilakukan pengulangan untuk memberikan pemahaman pada pelanggan kita. Kita tidak boleh bosan, minimal menurut sebuah survey 6 kali pengulangan. Sudahkah kita melakukannya?.
Saya belajar banyak hal dengan dosen terbang saya ini. Beliau sangat piawai dalam presentasi dan lugas dalam menyampaikan gagasan-gagasannya. Dalam sesi ini saya mengikuti saran pak Agustav untuk sekolah lagi. Saya mengikuti saran beliau dengan investasi US 500 dollar. Mudah-mudahan sekolah saya ini menuai hasil yang di cita-citakan. Saya minta pak Agustav sebagai pembimbing saya dan sekaligus sebagai guru spiritual saya. Saya juga diajarkan bagaimana caranya melakukan negosiasi dengan prinsip-prinsip win-win solution dengan cara praktek langsung. SubhanAlloh dengan mata kepala sendiri saya menyaksikan sendiri, pak Agustav melakukan 2 deal bisnis besar di Garut dengan win win solution. Ilmu yang tidak akan pernah saya dapatkan di bangku kuliah walau di strata 2 sekalipun. Semoga Alloh SWT membrikan berkah atas ilmu yang telah dilimpahkan Nya pada saya melalui pak Agustav. Begitu juga orang yang memberikan ilmu pada saya, semoga semakin bertambah ilmu nya dan dimudahkan segala urusannya Amien.
Sesi terkhir pak Agustav memberikan tantangan pada kami untuk berani tampil di ajang Internasional MIHAS 2009. Dengan Basmallah kami terima tangangan beliau untuk melanjutkan mereguk ilmu tingkat dunia pad ajang MIHAS 2009. Sambil berbisik pak Agustaf bilang sama saya tolong sampaikan tantangan ini pada teman-teman lainnya di milis TDA. Siapa yang ingin menguji nyali di tingkat dunia? Mari bergabung bersama kami. Masih ada beberapa bangku masa depan untuk berangkat ke Malaysia tanggal 3 Mei 2009. Kesempatan tidak datang dua kali, dikasih fasilitas gratis pula. Tinggal berangkat ke Malaysia. Teman-teman yang mau daftar japri aja ya. Semoga bermanfaat.
Wassalam.
M Nur Riko Putra
081.321.405678
0262.9155678
https://mnurrikoputra.wordpress.com
http://lumbungpulsaku.blogspotku.com